BAHASA INDONESIA NASIBMU KINI

BAHASA INDONESIA NASIBMU KINI

oleh Nur Ida

 

Pendapat saya tentang Bahasa Indonesia sekarang ? Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan yang mempersatukan semua suku bangsa yang ada di Indonesia. Yang juga berfungsi sebagai alat pemersatu masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai latar belakang sosial, agama, suku, dan bahasa yang berbeda. Namun perkembangannya pada masa sekarang di era globalisasi sangat memprihatinkan.

Kenapa ? Karena di era globalisasi dimana seolah-olah seluruh dunia menjadi satu sehingga semua informasi mudah masuk dari manapun dan kapanpun. Karena semua kebutuhan itu maka dibutuhkan suatu bahasa persatuan yang menyatukan negara yang satu dengan yang lain di seluruh dunia. Dan terpilihlah Bahasa Inggris sebagai Bahasa Internasional.

Roda ekonomi di Indonesia didominasi oleh investor asing yang menuntut pekerjanya untuk menguasai kemampuan Berbahasa Inggris. Hal itu membawa dampak bagi kemajuan Bahasa Indonesia. Agar para lulusannya dapat diserap oleh dunia kerja maka sekolah-sekolah di Indonesia memasukkan Bahasa Inggris dalam kurikulum pendidikan utamanya sehingga pendidikan Bahasa Indonesia dikesampingkan.

Penggolongan sekolah salah satu syaratnya adalah seberapa baik penguasaan Bahasa Inggris baik oleh tenaga pengajarnya maupun siswanya. Sehingga muncul sekolah-sekolah bertaraf Internasional yang bahasa pengantarnya adalah Bahasa Inggris. Para orang tuapun tak kalah, mereka berlomba-lomba untuk memperdalam kemampuan anaknya dalam berbahasa asing khususnya Bahasa Inggris. Akibatnya ?

Akibat pertama, yaitu generasi muda Indonesia lebih tertarik pada Bahasa Inggris sedangkan nasib Bahasa Indonesia kian lama kian ditinggalkan. Hal itu tercermin dari sedikitnya siswa yang mendapatkan nilai sempurna dalam Ujian Nasional Bahasa Indonesia bila dibandingkan dengan mata pelajaran Bahasa Inggris dan mata pelajaran lain seperti yang tergambar dalam diagram berikut ini :

Seandainya Bahasa Indonesia tidak dimasukkan ke dalam salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam UNAS (Ujian Nasional) dapat dipastikan bahwa Bahasa Indonesia akan semakin ditinggalkan lebih parah dari sekarang.

Hal itu juga tercermin dari jumlah penjualan kamus Bahasa Inggris bila dibandingkan dengan penjualan kamus Bahasa Indonesia. Yang membeli kamus Bahasa Indonesia hanya orang-orang yang bergerak di bidang Bahasa Indonesia, tetapi masyarakat umum jarang sekali membelinya. Jangankan membeli, membacanya / meminjamnya di perpustakaan saja kebanyakan orang tidak pernah melakukannya.

Akibat lainnya adalah pendapatan para pengajar Bahasa Indonesia dan orang-orang yang menggantungkan nasibnya pada Bahasa Indonesia berkurang. Keadaan itu makin diperparah dengan penggunaan Bahasa Indonesia yang dicampur aduk dengan Bahasa Inggris dan bahasa gaul yang tidak jelas.

Sebenarnya apa yang salah dengan Bahasa Indonesia ? Apakah pola pendidikannya atau tenaga pengajarnya ? Di dalam pendidikan Bahasa Indonesia terdapat beberapa kelemahan yang menjadi faktor penyebab menurunnya pamor Bahasa Indonesia di masyarakat antara lain sebagai berikut :

1.   Pola pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah cenderung konvesional, bersifat hafalan, dan penuh jejalan teori-teori linguistik yang rumit. 

2.   Pola pengajaran yang tidak ramah terhadap upaya mengembangkan kemampuan berbahasa siswa. Hal ini khususnya dalam kemampuan membaca dan menulis. Pola semacam itu hanya membuat siswa merasa jenuh untuk belajar bahasa Indonesia.

3.   Metode pengajarannya yang bersifat formal akademis, dan bukan untuk melatih kebiasaan berbahasa para siswa itu sendiri.

4.   Pengajaran Bahasa Indonesia yang monoton telah membuat para siswanya mulai merasakan gejala kejenuhan akan belajar Bahasa Indonesia. Hal tersebut diperparah dengan adanya buku paket yang menjadi buku wajib. Sementara isi dari materinya terlalu luas dan juga cenderung bersifat hafalan yang membosankan.

5.   Tenaga pengajar yang seringkali bukan berasal dari basic pendidikan Bahasa Indonesia.

6.   Pelatihan berbahasa Indonesia yang sifatnya lisan ataupun praktek hanya memiliki porsi yang jauh lebih sedikit. Padahal kemampuan berbahasa tidak didasarkan atas penguasaan materi bahasa saja, tetapi juga perlu latihan dalam praktek kehidupan sehari-hari.

       Inilah yang kemudian akan memupuk sifat menganggap remeh pelajaran Bahasa Indonesia karena materi yang diajarkan hanya itu-itu saja. Lantas apa harapan tentang Bahasa Indonesia ? Harapan pertama yaitu minat pada Bahasa Indonesia harus dikembangkan dan lebih diperdalam khususnya oleh para generasi muda Indonesia yang menjadi tumpuan harapan masa depan Indonesia.

       

       Oleh karena itu diperlukan sebuah pola alternatif baru yang lebih variatif dalam pengajaran bahasa Indonesia di sekolah. Agar proses belajar Bahasa Indonesia yang identik dengan hal-hal yang membosankan dapat berubah menjadi suasana yang lebih semarak dan menjadi lebih hidup. Dengan lebih variatifnya metode dan teknik yang disajikan diharapkan minat siswa untuk mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia meningkat dan memperlihatkan antusiasme yang tinggi.

      Selain itu, kualitas pengajar Bahasa Indonesia perlu ditingkatkan yakni melalui dipilihnya pengajar yang benar-benar kapable di bidang pengajaran Bahasa Indonesia. Dan variasi metode dan teknik pengajaran Bahasa Indonesia antara lain melalui penggunaan humor dalam proses pembelajaran, penggunaan fasilitas audio melalui lagu-lagu Indonesia yang sedang populer dimana tidak hanya liriknya tapi juga suara atau bahkan visualiasasi juga perlu ditambahkan. 

  

Penggunaan audiovisual dapat dimasukkan ke dalam materi apresiasi seni berbahasa yang terdiri dari puisi, majas, ungkapan / idiom, peribahasa, drama,  dan bahasa indah yang dapat dianalisis dalam sebuah lagu / cuplikan film / sinetron dan lainnya. Variasi teknik pengajaran Bahasa Indonesia lainnya adalah tidak hanya menjelaskan pelajaran Bahasa Indonesia tetapi menunjukkan contoh yang benar dan salah. 

Misalnya saja mengajarkan cara membuat makalah sebaiknya tidak hanya menjelaskan prosedur / langkah-langkahnya saja tetapi juga menunjukkan contoh makalah yang benar dan salah agar muridnya benar-benar paham. Variasi terakhir adalah menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses belajar Bahasa Indonesia dan juga menciptakan kedekatan antara pengajar dan muridnya sehingga pengajar lebih mudah untuk menularkan ilmunya.

Harapan terakhir terhadap Bahasa Indonesia adalah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah baik di sekolah umum maupun sekolah yang bertaraf Internasional. Yang standar internasional bukan bahasa pengantarnya melainkan pelajarannya. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar diharapkan tidak hanya di sekolah melainkan di semua bidang baik perusahaan-perusahaan maupun dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Sehingga menurut saya, bahasa pengantarnya tetap menggunakan bahasa negeri sendiri yaitu Bahasa Indonesia sebagai bukti bahwa Bangsa Indonesia menghormati dan bangga pada bahasanya sendiri seperti apa yang tertuang dalam Sumpah Pemuda yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia”. Dan mungkin dengan begitu Bahasa Indonesia dapat go internasional seperti Agnes Monica atau Anggun.

Untuk mewujudkan harapan tersebut dibutuhkan peran serta dan kerjasama dari semua pihak baik pemerintah, masyarakat, para pengajar Bahasa Indonesia dan pihak-pihak lain yang terkait. Peran pemerintah sangatlah penting.  Pemerintah seharusnya terus berusaha meningkatkan mutu Bahasa Indonesia melalui peningkatan mutu pendidikan Bahasa Indonesia. Semoga harapan tersebut dapat terlaksana suatu hari nanti. 

Daftar Pustaka :

Administrator.2011.Hasil UN Siswa SMP 2011 Nasional, (Online), (http://smp2pegandon,net/2011/06/04/hasil-un-siswa-smp-tahun-20102011-secara-nasional, diakses 27 desember 2011)