Ayat Al-Qur'an

Selasa, 17 April 2012

Pancasila

PANCASILA BAGI SAYA...

Oleh : Nur Ida

           
Pancasila……. sebuah istilah yang tidak asing lagi di telinga kita orang Indonesia. Ya , sejak kecil telinga ini telah terbiasa mendengar istilah itu. Sejak dari SD sampai Perguruan Tinggi………. Dari Bapak / Ibu Guru sampai Dosen-dosen, tiada hentinya mereka mengajarkan tentang Pancasila. Sebenarnya apa itu Pancasila?


            Kata Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari 2 kata yaitu panca yang berarti lima dan sila yang berarti asas. Jadi Pancasila berdasarkan istilahnya adalah lima asas / lima dasar. Dari hal itu dapat diartikan bahwa Pancasila adalah lima asas / lima dasar yang menjadi ideologi dan dasar negara Indonesia yang bersumber dari kebudayaan masyarakat Indonesia itu sendiri.


           Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila bukan berasal dari negara lain tapi benar-benar digali dari dalam ibu pertiwi bahkan sejak zaman purbakala sudah ada dalam jiwa nenek moyang Indonesia. Tidak percaya ? Buktinya dari ditemukannya kerangka mayat pada zaman Palaeolithikum (Zaman Batu Tua/ Masa Pra Sejarah) menggambarkan adanya penguburan. Penguburan itu membuktikan bahwa nenek moyang Indonesia pada zaman itu sudah mengenal nilai-nilai religi/ketuhanan yang terkandung dalam sila 1 Pancasila “ Ketuhanan Yang Maha Esa”.
       
      Kerangka mayat tersebut juga merupakan bukti adanya kesadaran nenek moyang pada zaman purba akan nilai perikemanusiaan berupa penghargaan yang tinggi terhadap sesamanya meskipun sudah meninggal. Nilai perikemanusiaan itu oleh Bung Karno diwujudkan sebagai salah satu dasar negara dalam sila ke 2 Pancasila “ Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”.
 
      Bukti lainnya yakni kesamaan bahasa Indonesia sebagai rumpun bahasa Austronesia yang memiliki kesamaan dalam kosa kata dan kebudayaan di wilayah-wilayah Indonesia merupakan tanda bahwa masyarakat Indonesia secara tidak langsung sudah memiliki nilai kesatuan. Dan tradisi gotong-royong yang sudah diwariskan sejak zaman nenek moyang juga merupakan bukti nilai kesatuan yang ada pada masyarakat karena mengandung nilai kebersamaan. Agar nilai kesatuan ini tetap ada dan lestari di jiwa-jiwa generasi muda maka dicantumkan sebagai sila ke 3 Pancasila “ Persatuan Indonesia”.

Kemudian bukti bahwa sila ke 4 “ Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan” yang mengandung nilai–nilai musyawarah ada pada kebiasaan bercocok tanam yang dari dulu sampai sekarang dilakukan secara bersama-sama. Hal itu menggambarkan bahwa sudah ada aturan untuk kepentingan itu, yang mengakibatkan timbulnya adat sosial. Pada zaman itu setiap adat sosial / kelompok tersebut sudah dipimpin  oleh Kepala Desa / Kepala Suku yang dipilih secara bersama. Hal itu juga menunjukkan bahwa nenek moyang sudah mengenal nilai musyawarah dan nilai-nilai kepemimpinan / leadership.

     Sedangkan sila ke 5 “ Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” yang memiliki nilai keadilan sosial tersebut sudah ada sejak zaman purba. Hal itu tercermin dari adanya upaya menimbun hasil tani untuk kepentingan bersama dan sistem irigasi Subak di Bali yang mengatur pengairan sawah para petani secara bergiliran,  yang penentuan giliran tersebut melalui proses musyawarah. 

    Dari beberapa bukti tersebut, maka sudah dapat dipastikan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yakni nilai religi, nilai perikemanusiaan, nilai kesatuan, nilai musyawarah dan nilai kepemimpinan serta nilai keadilan sosial benar-benar bersumber dari dalam kebudayaan dan kebiasaan masyarakat Indonesia bahkan sejak dari zaman purba. 

Pancasila sebagai dasar negara juga menjadi landasan perjuangan dan perlawanan bangsa Indonesia melawan para Penjajah. Sila ke 3 Pancasila “ Persatuan Indonesia” merupakan simbol rasa persatuan yang dimiliki oleh para pejuang Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Hal itu memacu semangat pejuang kemerdekaan dalam melawan penjajah melalui beberapa perundingan yang ada seperti Budi Utama, Sarekat Islam, bahkan peran serta perempuan melalui Kongres Perempuan.

Selain berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, keberhasilan perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan juga karena kegigihan para pejuang. Sebelum abad 19, perlawanan yang terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia masih bersifat fisik, kedaerahan, dan sporadis tanpa adanya koordinasi persatuan di antara daerah. Sehingga mudah dikalahkan oleh penjajah (Belanda) dengan politik devide et impera. Namun bukan berarti semangat juang bangsa Indonesia padam, malah semakin membara dengan strategi baru. Setelah abad 19, para pejuang memakai strategi perlawanan baru yang lebih megutamakan persatuan dan kesatuan di antara daerah yang bersifat politik. Dan ternyata strategi tersebut mampu mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa persatuan adalah kekuatan utama bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan dan kebebasan.

Saat ini banyak pemuda Indonesia yang berpikir bahwa kemerdekaan yang dinikmati sekarang adalah hadiah dari Jepang. Hal ini sungguh mengiris hati. Menurut sejarah… kemerdekaan yang dijanjikan Jepang adalah kemerdekaan di bawah lindungan Asia Timur Raya (Jepang) yang berarti segala hal yang ada dalam negara itu baik undang-undang, sistem pemerintahan dan lainnya diatur oleh Jepang. 

Sedangkan kemerdekaan yang kita rasakan saat ini mulai dari Undang-Undang yang berlaku sampai sistem pemerintahan semuanya diatur dan dibuat sendiri oleh Pemerintah Indonesia dan tidak ada campur tangan Jepang. Hal ini membuktikan bahwa kemerdekaan yang kita rasakan hingga hari ini BUKAN pemberian/hadiah dari Jepang, melainkan dari kepandaian para pejuang Indonesia yang memanfaatkan kekosongan kekuasaan (vacuum of power) pasca Jepang kalah dari Amerika dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Untuk itu pemahaman akan Pancasila sebagai way of life bangsa Indonesia perlu ditingkatkan melalui komitmen yang serius dalam pengamalan Pancasila. Komitmen itu antara lain menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Hal itu sangat penting karena persatuanlah faktor utama kemerdekaan dan kebebasan yang kita rasakan saat ini. Dengan menjaga persatuan berdasarkan Pancasila maka Indonesia akan dapat bertahan di era global yang mudah menimbulkan konflik-konflik bagi kesatuan NKRI. Komitmen tersebut dapat ditunjukkan melalui menjaga tali persaudaraan dengan semua sanak saudara, teman, dan handai taulan tanpa membedakan ras, suku, agama, dan lainnya. Karena kita semua satu, yaitu satu sebagai warga negara Indonesia.

Pengamalan Pancasila yang sesuai dengan sila 1 “ Ketuhanan Yang Maha Esa ” yaitu percaya terhadap Tuhan yang Maha Esa sesuai dengan agamanya masing-masing, sikap saling menghormati kebebasan dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya, toleransi beragama di kampus dan lingkungan sekitar dan tidak memaksakan suatu agama / kepercayaan kepada orang lain.

Pengamalan sila kedua yaitu gemar melakukan kegiatan kemanusiaan contohnya donor darah, sikap tolong menolong antar sesama, dan sikap tenggang rasa dan saling mencintai sesama manusia tanpa mempermasalahkan suku, ras, dan lainnya, juga mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban antara sesama manusia. Pengamalan sila ketiga yaitu cinta tanah air, rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara serta gotong-royong dalam acara umum seperti kerja bakti. 

Kemudian pengamalan sila keempat antara lain adanya musyawarah setiap menghadapi masalah, tidak memaksakan kehendak dalam forum diskusi, menyelesaikan masalah secara kekeluargaan dan lainnya. Sedangkan pengamalan sila kelima yaitu dengan menghormati hak orang lain, bersikap adil dalam memecahkan masalah, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghargai hasil karya orang lain.  

Tetapi pengamalan itu, dewasa ini terasa hanya teori dan angan-angan semata. Banyak penyimpangan yang terjadi seperti baru-baru ini yang ditayangkan di televisi yaitu perselisihan antar agama (Ahmadiyah), maraknya kekerasan, korupsi, tawuran pelajar, dan tawuran mahasiswa. Hal itu menunjukkan bahwa pemahaman dan kepedulian bangsa Indonesia terhadap Pancasila semakin kabur dan menurun. Untuk itu, pendidikan pancasila perlu ditingkatkan baik melalui pelajaran / mata kuliah maupun dalam kehidupan sehari-hari.



Daftar Pustaka
http://dhedetpratama.blogspot.com/2011/05/bersikap-positif-terhadap-pancasila.html

1 komentar:

  1. bukankah isi dari pancasila itu bersumber dari pemikiran barat? misal contoh sila pertama "ketuhanan yang maha esa" di indonesia agama2 yang ada di indonesia itu ada islam, kristen, hindu, buddha, kong huchu..kita ketahui bersama bahwa sesungguhnya kelima agama tersebut berasal dari luar indonesia yang baru masuk sekitar abad ke 4..sedangkan agama asli nenek moyang indonesia sendiri adalah panteisme(animisme&dinamisme)

    BalasHapus