GAGALNYA PLANNING
MONORAIL JAKARTA
JAKARTA - Harapan masyarakat Jakarta
untuk memiliki transportasi kereta dengan monorail sepertinya tak bisa terpenuhi.
Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, telah memutuskan untuk menghentikan
pembangunan monorail
tersebut.
Ditemui di Balai Kota, Selasa (20/9)
pria yang akrab disapa Foke menuturkan jika pemerintah provinsi (Pemprov) DKI
Jakarta sedang mengatur penyelesaian kontrak perjanjian serta konsesi, dengan
pihak investor dan pengembang proyek ini, PT Jakarta Monorail. Adanya keputusan dari pemprov ini,
sekaligus meresmikan penghentian pembangunan monorail yang memang sudah tak dilakukan lagi
sejak tahun 2004 silam. Keputusan ini diambil oleh Foke karena ia menginginkan
adanya ketegasan dalam penyelesaian masalah monorail yang sudah tujuh tahun tak kunjung
selesai. Menurutnya, dengan diberhentikannya kontrak, maka Pemprov DKI bisa
melanjutkan pembangunan proyek yang tersendat tersebut, meski bukan dalam
bentuk monorail.
Saya hanya ingin ada ketegasan.
Selama ini mereka wan prestasi. Jika memang tak ada juga kejelasan maka ini
akan jadi kasus hukum," kata Foke."Biaya pembangunan MRT itu sangat
mahal. Jadi, perencanaan dan pengerjaannya harus hati-hati. Warga Jakarta perlu
mengawasi proyek ini agar tidak terjadi kebocoran dana ataupun korupsi,"
imbuhnya.
Foke menjelaskan, Pemprov DKI telah
menerima rekomendasi Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKB) terkait
biaya ganti rugi yang dapat dibayarkan kepada investor monorail maksimal Rp 204 miliar. Angka ganti
rugi tersebut lebih rendah dari yang diajukan oleh manajemen PT Jakarta Monorail sebesar Rp 600 miliar. Fauzi
mengemukakan pihaknya akan mencari moda transportasi publik lainnya yang
memiliki daya tampung angkut lebih banyak.
Tiang-tiang untuk monorail sudah sempat terbangun, kini dibiarkan
begitu saja. Ini seperti terlihat di kawasan Senayan dan Kuningan, Jakarta
Selatan.Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan tidak akan melanjutkan
pembangunan monorail
di ibukota setelah proyeknya terhenti sejak 2004.
Pemprov DKI saat ini sedang mencari
moda transportasi lain yang lebih baik, biaya pembangunan tidak terlalu tinggi
serta harga tiket terjangkau oleh masyarakat Jakarta.Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta
rencananya akan mengoptimalkan keberadaan tiang jalan layang yang hingga kini
masih "mangkrak", termasuk tiang-tiang bekas proyek monorail untuk dimanfaatkan dalam pembangunan
jalan layang khusus tersebut.Proyek monorail
dikerjakan PT Jakarta Monorail. Perusahaan tersebut akhirnya gagal membangun
proyek monorail
di Jakarta karena mundurnya Bank Pembangunan Islam, Dubai.
Menanggapi hal ini, mantan Gubernur
DKI Jakarta, Sutiyoso yang ikut menggagas alat transportasi modern ini
bercerita kepada Kompas.com menuturkan bahwa awal mula proyek ini dicanangkan
lantaran melihat Jakarta yang kian padat dengan kendaraa dari warga Jakarta ,
Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi yang
saat ini sudah lebih 700.000 unit.
"Monorail ini kan inisiatornya ada di BUMN Adi Karya. Pemda cuma ngasih lisensinya," jelasnya.Sembari menanti investor yaitu Dubai Islamic Bank datang, Adi Karya menyicil dengan membangun tiang-tiang pancangnya. Sayangnya saat tiangnya selesai, investor malah mundur. "Kemungkinan ada perbedaan aturan sehingga batal dengan investor waktu itu. Tapi saya yakin jika ditawarkan ke investor lain baik dalam ataupun luar negeri pasti banyak yang berminat," ujarnya.Ia pun menyarankan agar menawarkan pada Jusuf Kalla melalui PT. Bukaka yang rencananya juga akan membuat monorail di Makassar. Dana yang rencananya akan digelontorkan untuk proyek itu sebesar Rp 4 triliun. Namun ketika ditanya mengenai rencana pengubahan moda transportasi dari monorail menjadi bus layang, ia menghargainya hanya meminta ada kejelasan dari Pemprov DKI Jakarta.
"Monorail ini kan inisiatornya ada di BUMN Adi Karya. Pemda cuma ngasih lisensinya," jelasnya.Sembari menanti investor yaitu Dubai Islamic Bank datang, Adi Karya menyicil dengan membangun tiang-tiang pancangnya. Sayangnya saat tiangnya selesai, investor malah mundur. "Kemungkinan ada perbedaan aturan sehingga batal dengan investor waktu itu. Tapi saya yakin jika ditawarkan ke investor lain baik dalam ataupun luar negeri pasti banyak yang berminat," ujarnya.Ia pun menyarankan agar menawarkan pada Jusuf Kalla melalui PT. Bukaka yang rencananya juga akan membuat monorail di Makassar. Dana yang rencananya akan digelontorkan untuk proyek itu sebesar Rp 4 triliun. Namun ketika ditanya mengenai rencana pengubahan moda transportasi dari monorail menjadi bus layang, ia menghargainya hanya meminta ada kejelasan dari Pemprov DKI Jakarta.
"Impian saya kan Jakarta
sebagai ibu kota bisa jadi contoh sekaligus jadi yang pertama punya alat
transportasi modern," ungkapnya.Hanya saja ia berharap Pemprov DKI saat
ini bisa mempercepat realisasi transportasi massal. Saat transportasi massal
yang representatif terwujud, pemerintah bisa beralih pada peraturan pembatasan
kendaraan sehingga penggunaan kendaraan pribadi berkurang. "Harus dikebut
pengerjaannya. Jika tidak, jangankan 2014. Tahun 2013 pun bisa jadi Jakarta sudah
macet total," tandasnya. Jika masih bersikeras, sebaiknya tiang-tiang
yang sudah tertanam dicabut dan tidak perlu ganti rugi.
"Yang paling dirugikan dalam
kasus tersebut adalah rakyat. Merekalah yang membiayai, dan ternyata harus
berhenti di tengah jalan. Ganti rugi yang ditawarkan PT Jakarta Monorail juga terlalu tinggi yakni Rp 600
miliar, sementara perhitungan pemerintah sekitar Rp 204 miliar," katanya.
Dia mengatakan, jika pemerintah
benar-benar serius akan memanfaatkan tiang monorail untuk busway maka harus dilakukan
re-packaging proyek, dan kemudian dilakukan tender setelah dilakukan audit
terlebih dahulu."Dengan re-packaging maka proyek bisa dikaji terlebih
dahulu. Jadi alternatif bisa banyak, misalnya untuk membangun jalan layang atau
untuk busway.
PERMASALAHAN
FAKTUAL
Kelemahan Perencanaan Proyek Monorail :
· Gagal melanjutkan Perencanaan Proyek Monorail.
· Gagal mencapai tujuan awal yaitu menyelesaikan
masalah kemacetan di Jakarta melalui proyek monorail
· Gagal memanage uang rakyat yang digunakan dalam
proyek monorail.
· Gagal dalam bekerjasama dg pihak-pihak yang berwenang.
Akar
Masalah
·Pembatalan proyek monorail.
·Kurang efektif, efisien, dan pengawasan yang ketat terhadap
perencanaan proyek monorail
yang menyebabkan ganti rugi yang terlalu tinggi sebesar Rp 600 miliar yang
harus ditanggung oleh warga Jakarta.
·Hambatan dana dari investor.
·Kurangnya kerjasama yg baik antara pihak-pihak berwenang.
·Terbengkalainya tiang-tiang monorail
yg telah selesai dibangun.
PEMBAHASAN
Analisa
kasus berdasarkan permasalahan :
·Pembatalan proyek monorail secara sepihak oleh Gubernur DKI
Fauzi Bowo.
Hal tersebut dikarenakan tidak adanya ketegasan dalam penyelesaian masalah monorail yang sudah tujuh tahun tidak selesai.Dilihat dari segi fleksibilitas perencanaan seorang pemimpin berhak untuk menghentikan suatu proyek bila perubahan yang terjadi tidak sesuai dengan tujuan awal.
Buktinya :
Foke menuturkan jika pemerintah
provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sedang mengatur penyelesaian kontrak perjanjian
serta konsesi, dengan pihak investor dan pengembang proyek ini, PT Jakarta
Monorail. Adanya keputusan dari pemprov
ini, sekaligus meresmikan penghentian pembangunan monorail yang memang sudah tak
dilakukan lagi sejak tahun 2004 silam. Keputusan ini diambil oleh Foke
karena ia menginginkan adanya ketegasan dalam penyelesaian masalah monorail yang sudah tujuh tahun tak kunjung selesai.
Menurutnya, dengan diberhentikannya kontrak, maka Pemprov DKI bisa melanjutkan
pembangunan proyek yang tersendat tersebut, meski bukan dalam
bentuk monorail. Saya
hanya ingin ada ketegasan. Selama ini mereka wan prestasi.
· Kurang
efektif, efektif, dan pengawasan yang ketat terhadap proyek
monorail sehingga menyebabkan
ganti rugi yang terlalu tinggi sebesar Rp 600 miliar yang harus ditanggung oleh
warga Jakarta.
Buktinya :
Penyelesaian masalah monorail yang sudah
tujuh tahun tak kunjung selesai. Foke menjelaskan, Pemprov DKI telah
menerima rekomendasi Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKB) terkait biaya
ganti rugi yang dapat dibayarkan kepada investor monorel maksimal Rp 204
miliar. Angka ganti rugi tersebut lebih rendah dari yang diajukan oleh
manajemen PT Jakarta Monorail sebesar Rp 600 miliar. "Yang paling dirugikan dalam kasus tersebut
adalah rakyat. Merekalah yang membiayai, dan ternyata harus berhenti
di tengah jalan.
· Hambatan dana dari investor.
Hambatan ini muncul karena investor
dari Dubai Islamic Bank mundur saat BUMN
Adi Karya telah selesai membangun tiang-tiang monorail yang kini terbengkalai. Dilihat
dari segi perencanaan,
Pemprov dan BUMN Adi Karya terlalu terburu-buru dalam membangun tiang-tiang
monorail dengan hanya mengandalkan bantuan
dari Dubai Islamic Bank. Seharusnya
dapat mencari alternatif investasi lain baik dari dalam maupun luar negeri sehingga proyek monorail dapat terus berjalan.
Buktinya:
Monorail ini kan inisiatornya ada di BUMN Adi Karya.
Pemda cuma ngasih lisensinya," jelasnya. Sembari menanti investor yaitu Dubai Islamic Bank
datang, Adi Karya menyicil dengan membangun tiang-tiang pancangnya. Sayangnya
saat tiangnya selesai, investor malah mundur. "Kemungkinan ada
perbedaan aturan sehingga batal dengan investor waktu itu. Tapi saya yakin jika
ditawarkan ke investor lain baik dalam ataupun luar negeri
pasti banyak yang berminat," ujarnya. Ia pun menyarankan
agar menawarkan pada Jusuf Kalla melalui PT. Bukaka yang rencananya
juga akan membuat monorail
di Makassar.
· Kurangnya kerjasama yang baik antara pihak-pihak berwenang.
Berdasarkan artikel dapat dilihat bahwa tidak terjalin
komunikasi yang baik antara pihak Pemprov DKI Jakarta dengan BUMN Adi Karya
selaku inisiator, serta pihak investor yaitu Dubai Islamic Bank dan PT. Jakarta
Monorail yang juga bertindak selaku pengembang.
Buktinya :
(Pemprov)
DKI Jakarta sedang mengatur penyelesaian kontrak perjanjian serta
konsesi, dengan pihak investor dan pengembang proyek ini, PT Jakarta Monorail. Adanya
keputusan dari pemprov ini, sekaligus meresmikan penghentian pembangunan monorail yang memang sudah tak dilakukan lagi
sejak tahun 2004 silam.
Monorail ini kan inisiatornya ada di BUMN Adi Karya. Pemda cuma ngasih lisensinya," jelasnya. Sembari menanti investor yaitu Dubai Islamic Bank datang. Adi Karya menyicil dengan membangun tiang-tiang pancangnya.
· Terbengkalainya tiang-tiang untuk
monorail yang telah selesai dibangun. Dilihat
dari kesiapan perencanaan, proyek monorail
ini tidak disiapkan secara matang sehingga mengakibatkan terbengkalainya tiang-tiang tersebut yang semakin menambah
dampak buruk bagi kemacetan Jakarta. Misalnya:
- Tiang-tiang monorail yang terbengkalai menjadi pemandangan
buruk bagi ibukota Jakarta.
- Menambah kemacetan karena banyak ruas jalan yang
digunakan untuk membangun tiang-tiang monorail yang sia-sia.
- Menghabiskan uang pajak yang dibayar oleh rakyat
untuk ganti rugi tanpa menghasilkan solusi/pemecahan yang real dalam masalah
kemacetan ibukota.
Namun hal
tersebut akan diperbaiki dengan cara memanfaatkan tiang-tiang bekas monorail untuk pembangunan jalan layang.
Bukti:
Sebelumnya,
Pemprov DKI Jakarta rencananya akan mengoptimalkan keberadaan
tiang jalan layang yang hingga kini masih "mangkrak", termasuk tiang-tiang
bekas proyek monorail
untuk dimanfaatkan dalam pembangunan jalan layang khusus tersebut.
Analisa berdasarkan teori Perencanaan :
·Perencanaan adalah suatu proses
pengambilan keputusan pimpinan dalam menggunakan pengaruh dan
kewenangannya dalam strategi dan implementasi guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
· Macam-macam perencanaan :
- Rencana Sekali Pakai ( single use plan ) : keputusan dan kegiatan yang tidak digunakan lagi setelah tercapainya tujuan dan ini sifatnya lebih terperinci hanya sekali pakai, misalnya rencana pembelian , pembangunan gudang baru, dan pemasangan mesin komputer dalam suatu perusahaan
- Rencana Tetap ( Standing Plans ) : pendekatan-pendekatan standar untuk penanganan-penanganan situasi yang dapat diperkirakan terlebih dahulu dan akan terjadi berulang-ulang.
Proyek pembangunan monorail ini termasuk dalam kategori rencana sekali pakai (Single Use Plans) karena keputusan dan kegiatannya tidak akan digunakan
lagi bila tujuannya telah tercapai/bila tidak diperlukan lagi. Misalnya desain
rancangan gambar tiang monorail tidak dapat digunakan lagi karena bila
digunakan kembali akan mengaikatkan masalah baru. Pasalnya akan ada dua
monorail baik tiangnya atau bagian yang lain yang sangat mirip.
Tetapi melihat perilaku para perencana dan pelaksana terkait, hal ini masuk ke dalam kategori rencana tetap ( Standing Plans) karena perilaku pihak berwenang yang terkait sering kali lempar tanggung jawab satu sama lain yang disebabkan oleh manajemen yang buruk dan kurangnya kerjasama yang baik. Hal tersebut pasti akan berulang di kemudian hari serta ditiru oleh pihak-pihak berikutnya.
Analisa berdasarkan pendapat pribadi:
Menurut pendapat saya, perencanaan dalam
proyek monorail Jakarta
ini terdapat kegagalan pada proses pelaksanaan,
pembuatan anggaran dana, pengawasannya , dan koordinasi yang kurang baik antara pihak-pihak
yang terkait. Buktinya adanya adanya
penundaan pembangunan
selama tujuh tahun yang menelan uang banyak. Dalam kasus ini juga
terdapat hal yang menunjukkan ketidaksiapan
perencana dalam mengantisipasi masalah sumber dana buktinya : berhentinya pembangunan
monorail ketika Dubai Islamic Bank selaku mengundurkan diri.
Solusi :
- Adanya komunikasi yang berkala dan kondusif antara pihak-pihak yang berwenang. Agar tercipta kerjasama yang positif dan baik , sehingga bila terjadi masalah/hambatan dapat langsung dicari penyelesaiannya secara musyawarah dan mufakat.
- Adanya pengawasan yang ketat dan pemberian sanksi yang tegas. Sehingga proyek monorail dapat berjalan secara efektif, efisien, dan sesuai dengan apa yang direncanakan.
- Adanya pengaturan manajemen yang baik dan matang dalam perencanaan dan pelaksanaan Anggaran Pengeluaran Proyek Monorel. Sehingga dapat menghindari kerugian.
- Adanya alternatif sumber dana lain yaitu dengan menggunakan sistem multi investor. Sistem multi investor adalah sistem yang mengandalkan dana investasi yang berasal lebih dari satu atau dua investor utama baik dari dalam maupun luar negeri. Sehingga bila ada investor besar yang mundur pelaksanaan proyek tetap dapat berlangsung dengan menggunakan dana dari investor lainnya.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari artikel di atas dapat disimpulkan
bahwa Pembatalan Proyek Pembangunan Monorail di Jakarta dikarenakan oleh
kurangnya perencanaan yang efisien, efektif, dan matang baik dari bagaimana
perencanaannya dan pelaksanaan proyek tersebut, siapa yang mengerjakan proyek tersebut,
kapan proyek itu selesai, siapa yang melakukan pengawasan terhadap pelaksanan
proyek, tindakan apa saja yang diambil, serta kapan dan kenapa tindakan
tersebut diambil.
SARAN
- Sebelum memulai melaksanakan suatu perencanaan sebaiknya melakukan kajian terhadap perencanaan tersebut terlebih dulu secara mendalam dan terperinci.
- Sebaiknya menyiapkan perencanaan alternatif yang banyak untuk mengantisipasi hambatan-hambatan yang mungkin terjadi.
- Sebaiknya membuat anggaran dana yang jelas, efisien, dan efektif sehingga menghindari kerugian dan tindakan korupsi.
- Pemerintah sebaiknya melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap pelaksana proyek dan pembuat anggaran dana demi berlangsungnya proyek.
- Pemberian tender pelaksanaan perencanaan sebaiknya diberikan pada pihak yang betul-betul berkompeten dan tidak memiliki hubungan dengan orang dalam agar menghindari KKN.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.liputan6.co.id/monorel
QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
BalasHapus-KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
1 user ID sudah bisa bermain 7 Permainan.
• BandarQ
• AduQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• WA: +62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
• BB : 2B3D83BE
Come & Join Us!