Ayat Al-Qur'an

Kamis, 19 April 2012

Birokrasi Klasik Fredrickson


Model Birokrasi Klasik Menurut George Fredrickson


Tokoh dalam birokrasi klasik antara lain Taylor, Wilson, Weber, Gulick, dan Urwick. Fokus empirisnya adalah organisasi, kelompok produksi, instansi pemerintah, biro, dan kelompok kerja. Ciri-ciri : struktur, hirarki, pengendalian, otoritas, dikotomi kebijakan administrasi rantai perintah, kesatuan perintah, rentangan pengendalian, pengangkatan atas kemampuan, dan sentralisasi. Nilai-nilai yang dimaksimumkan antara lain efisiensi, ekonomi, dan efektivitas. 

Birokrasi klasik memiliki 2 komponen utama : struktur/kerangka suatu organisasi, dan cara-cara yang digunakan untuk mengatur orang-orang dan pekerjaan dalam kerangka organisasi. Tipe ideal Max Weber adalah titik mula yang umum untuk setiap pemahaman aspek-aspek struktural birokrasi. Dalam pemerintahan nasional, hierarki dan birokrasi berkaitan erat dengan bagan-bagan organisasi dan penempatan orang-orang ke dalam bagan-bagan organisasi itu, bersamaan dengan pengembangan  skala gaji, deskripsi pekerjaan, klasifikasi personalia, dan skala gaji.

Dalam aspek-aspek manajerial dan mikro, model birokrasi klasik bermula dengan manajemen ilmiah dari Frederick Winslow Taylor dan dapat dilacak dari pengertian permulaannya tentang pemahaman produktivitas lewat studi-studi gerak dan waktu sampai usaha-usaha sekarang ini dalam mengukur produktivitas. Dalam model birokrasi klasik, struktur dan manajemen mempunyai hubungan yang erat terlihat dalam literatur tentang reorganisasi. Apabila manajemen/produktivitas dalam kesulitan, pengambilan jalan ke arah reorganisasi untuk merancangkan kembali mesin, untuk menetapkan kembali struktur, merupakan praktek birokrasi yang biasa. Hirarki dan pengendalian manajerial masih tetap merupakan fakta-fakta eksistensial organisasi publik Amerika.

Herbert Wilcox menyatakan bahwa kontrol manajemen dan hirarki adalah bagian kebudayaan Barat dan khususnya Amerika. Masalah yang berkaitan dengan model birokrasi klasik bukanlah pengembangan ilmu tentang kerangka orgnisasi ataupun ilmu tentang manajemen, melainkan tentang menciptakan rancangan-rancangan yang cocok dengan sasaran-sasaran organisasional yang sesuai dengan  kebutuhan-kebutuhan para pekerja dan diinginkan oleh masyarakat.

Nilai-nilai yang dinyatakan para ahli : menyelenggarakan suatu fungsi publik sepenuh mungkin untuk sejumlah uang yang tersedia (satu definisi keras dari efisiensi), dan menyelenggarakan program-program publik untuk sejumlah uang yang sedikit mungkin (suatu definisi keras dari ekonomi) atau sama pengertiannya dengan administrasi negara yang efektif. Bahwasannya suatu organisasi harus sereproduktif mungkin yaitu menyediakan kuantitas dan kualitas pelayanan yang menyamai kebutuhan-kebutuhan yang terungkap dalam dari suatu persekutuan hidup (kolektivitas) dan merupakan nilai dasar dalam administrasi negara.

Dengan demikian, masalahnya bukanlah berhubungan dengan nilai-nilai yang digunakan untuk memaksimumkan dalam model birokrasi klasik. Tetapi terletak pada cara yang dipandang bisa digunakan untuk mencapai efisiensi, ekonomi dan produktivitas. Hirarki, pengendalian manajerial, otoritas dan sentralisasi berkaitan dengan tercapainya nilai-nilai ini tidak selogis seperti para ahli teori birokrasi  dulu berkeyakinan.

3 komentar: