Model Birokrasi Klasik Menurut George Fredrickson
Tokoh
dalam birokrasi klasik antara lain Taylor, Wilson, Weber, Gulick, dan Urwick.
Fokus empirisnya adalah organisasi, kelompok produksi, instansi pemerintah,
biro, dan kelompok kerja. Ciri-ciri : struktur, hirarki, pengendalian,
otoritas, dikotomi kebijakan administrasi rantai perintah, kesatuan perintah,
rentangan pengendalian, pengangkatan atas kemampuan, dan sentralisasi.
Nilai-nilai yang dimaksimumkan antara lain efisiensi, ekonomi, dan efektivitas.
Birokrasi
klasik memiliki 2 komponen utama : struktur/kerangka suatu organisasi, dan
cara-cara yang digunakan untuk mengatur orang-orang dan pekerjaan dalam
kerangka organisasi. Tipe ideal Max Weber adalah titik mula yang umum untuk
setiap pemahaman aspek-aspek struktural birokrasi. Dalam pemerintahan nasional,
hierarki dan birokrasi berkaitan erat dengan bagan-bagan organisasi dan
penempatan orang-orang ke dalam bagan-bagan organisasi itu, bersamaan dengan
pengembangan skala gaji, deskripsi
pekerjaan, klasifikasi personalia, dan skala gaji.
Dalam
aspek-aspek manajerial dan mikro, model birokrasi klasik bermula dengan
manajemen ilmiah dari Frederick Winslow Taylor dan dapat dilacak dari
pengertian permulaannya tentang pemahaman produktivitas lewat studi-studi gerak
dan waktu sampai usaha-usaha sekarang ini dalam mengukur produktivitas. Dalam
model birokrasi klasik, struktur dan manajemen mempunyai hubungan yang erat
terlihat dalam literatur tentang reorganisasi. Apabila manajemen/produktivitas
dalam kesulitan, pengambilan jalan ke arah reorganisasi untuk merancangkan
kembali mesin, untuk menetapkan kembali struktur, merupakan praktek birokrasi
yang biasa. Hirarki dan pengendalian manajerial masih tetap merupakan
fakta-fakta eksistensial organisasi publik Amerika.
Herbert
Wilcox menyatakan bahwa kontrol manajemen dan hirarki adalah bagian kebudayaan
Barat dan khususnya Amerika. Masalah yang berkaitan dengan model birokrasi
klasik bukanlah pengembangan ilmu tentang kerangka orgnisasi ataupun ilmu
tentang manajemen, melainkan tentang menciptakan rancangan-rancangan yang cocok
dengan sasaran-sasaran organisasional yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan para pekerja dan
diinginkan oleh masyarakat.
Nilai-nilai
yang dinyatakan para ahli : menyelenggarakan suatu fungsi publik sepenuh
mungkin untuk sejumlah uang yang tersedia (satu definisi keras dari efisiensi),
dan menyelenggarakan program-program publik untuk sejumlah uang yang sedikit
mungkin (suatu definisi keras dari ekonomi) atau sama pengertiannya dengan administrasi
negara yang efektif. Bahwasannya suatu organisasi harus sereproduktif mungkin
yaitu menyediakan kuantitas dan kualitas pelayanan yang menyamai kebutuhan-kebutuhan
yang terungkap dalam dari suatu persekutuan hidup (kolektivitas) dan merupakan
nilai dasar dalam administrasi negara.
Dengan
demikian, masalahnya bukanlah berhubungan dengan nilai-nilai yang digunakan untuk
memaksimumkan dalam model birokrasi klasik. Tetapi terletak pada cara yang
dipandang bisa digunakan untuk mencapai efisiensi, ekonomi dan produktivitas.
Hirarki, pengendalian manajerial, otoritas dan sentralisasi berkaitan dengan
tercapainya nilai-nilai ini tidak selogis seperti para ahli teori
birokrasi dulu berkeyakinan.
terima kasih, sangat membantu.
BalasHapuswww.kiostiket.com
mbak makasih ya ini bantu aku banget :)
BalasHapusdf
BalasHapus